Berbicara tentang pandangan Islam mengenai Qadha’ dan Qadar agak panjang, akan tetapi untuk mendapatkan faedah maka kita akan memulakan ringkasan yang penting di dalam bab ini.

Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita.

Hakikat keimanan terhadap Qadha’ dan Qadar ialah:

التصديق الجازم بأن كل ما يقع في هذا الكون فهو بتقدير الله تعالى

Mengakui secara utuh  bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah dengan ketentuan Allah ta’ala.

Keimanan terhadap Qadar adalah rukun yang keenam daripada rukun-rukun Islam. Tidak sempurna keimanan seseorang kecuali dengannya.

Allah berfirman di dalam surah al-Nisa’:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

78. di mana jua kamu berada, maut akan mendapatkan kamu (bila sampai ajal), sekalipun kamu berada Dalam benteng-benteng Yang tinggi lagi kukuh. dan kalau mereka beroleh kebaikan (kemewahan hidup), mereka berkata: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau pula mereka ditimpa bencana, mereka berkata:" ini adalah dari (sesuatu nahas) Yang ada padamu". Katakanlah (Wahai Muhammad): "Semuanya itu (kebaikan dan bencana) adalah (berpunca) dari sisi Allah". maka apakah Yang menyebabkan kaum itu hampir-hampir tidak memahami perkataan (nasihat dan pengajaran)?

(Al-Nisa’: 78)

Di dalam Sahih Muslim ( 8 ) daripada Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, telah sampai berita kepada beliau bahawa sebagian orang mengingkari tentang Qadar, kemudian beliau berkata : "Kalau engkau bertemu dengan mereka, tolong diberitahukan bahwa saya berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dari saya. Dan yang bersumpah adalah Abdullah bin Umar. Kalau sekiranya salah satu diantara mereka mempunyai emas sebesar gunung Uhud kemudian diinfakkan, tidak akan diterima infaknya sebelum mereka beriman terhadap Qadar.

Ketahuilah, keimanan terhadap Qadar tidak sah sehingga beriman dengan empat tingkatan qadar, iaitu :

1- Beriman bahwa Allah Mengetahui segala sesuatu secara terpeinci, dari pertama dan terkakhir. Tidak ada yang tersembunyi di langit dan di bumi.

2- Beriman bahwa Allah mencatat semuanya di Lauhul Mahfudz sebelum menciptakan langit dan bumi selama lima puluh tahun.

3- Beriman dengan keinginan Allah yang pasti terlaksana dan Kekuasaannya yang sempurna. Tidak ada di alam ini kebaikan mahupun keburukan kecuali dengan keinginan Allah SWT

4- Beriman bahwa semua benda adalah makhluk Allah. Dia Pencipta makhluk dan Pencipta sifat dan perebuatannya. Sebagaimana Firman Allah :

ذلكم الله ربكم لا إله إلا هو خالق كل شيء

(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu,.

Diantara kelaziman sahnya iman terhadap Qadar, hendaklah anda beriman bahwa seorang hamba mempunyai keinginan dan pilihan. Dengannya mampu melakukan perbatannya, sebagaimana Allah berfirman :

لمن شاء منكم أن يستقيم

“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus “. At-Takwir : 28,

Firman-Nya :

لا يكلف الله نفساً إلا وسعها

 “ ( Allah ) tidak membebani jiwa kecuali sebatas kemampuannya “. Al-Baqarah : 286.

Sesungguhnya keinginan dan kemampuan seorang hamba tidak keluar daripada kemampuan dan keinginan Allah – Dialah yang memberikan hal itu dan menjadikan dia mampu untuk memilah dan memilih. Sebagaimana Allah berfirman :

وما تشاءون إلا أن يشاء الله رب العالمين

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam “.

Dan sesungguhnya Qadar adalah rahasia Allah terhadap makhluk-Nya. Apa-apa yang Allah jelaskan kepada kita, kita dapat mengetahui dan mempercayainya. Dan apa yang tidak diketahui, kita menerima dan mempercayainya. Tanpa kita membantah kepada Allah terhadap Pekerjaan dan hikmah-Nya yang sempurnah. Dan tidak patut kita bertanya terhadap apa yang dikerjakan-Nya, hukum-hukum-Nya dengan akal fikiran kita yang cupet dan pemahaman kita yang lemah, bahkan kita mempercayai akan keadilan Allah yang sempurna dan kesucian-Nya.

Berikut ini keyakinan Salafus Soleh secara global dalam bab yang agung ini, dan kami akan sebutkan berikut ini perincian sebagian apa yang disebutkan tadi diantara masalah-masalah. Kami memohon kepada Allah pertolongan dan kebenaran, kami katakan :

Pertama : Dari sisi bahasa Makna Qadha’ dan Qadar

القضاء لغة : هو إحكام الشيء وإتمام الأمر ، وأما القدر فهو في اللغة: بمعنى التقدير .

Dari sisi bahasa Qadha’ adalah merapatkan sesuatu dan menyempurnakan urusan sementara Qadar adalah menentukan

Kedua : Dari sisi syariat makna Qadha’ dan Qadar

هو تقدير الله تعالى الأشياء في القِدَم ، وعلمه سبحانه أنها ستقع في أوقات معلومة عنده وعلى صفات مخصوصة ، وكتابته سبحانه لذلك ، ومشيئته له ، ووقوعها على حسب ما قدرها ، وخَلْقُه لها .

Qadar adalah penentuan Allah ta’ala terhadap sesuatu sejak terdahulu, dan Ilmu-Nya yang mengetahui akan terjadi pada waktu tertentu, dengan sifat tertentu. Dan ketentuan-Nya sesuai dengan keinginan-Nya dan terjadinya seperti yang telah ditentukan-Nya. Dan penciptaan-Nya pada makhluk-Nya.

Ketiga : apakah ada perbezaan antara Qadha’ dan Qadar ?

Sebagian ulama' ada yang membezakaan diantara dua istilah tersebut. Akan tetapi yang lebih dekat tidak ada perbezaan antara Qadha' dan Qadar dari sisi ertinya. Satu kata menunjukkan erti kata yang lainnya. Karena tidak ada dalil dari Kitab ( Al-Qur'an ) maupun Hadits yang membezakan diantara keduanya. Dan sudah ada kesepakatan bahwa boleh menggunakan satu kata untuk kata yang lainnya. Dengan catatan bahwa kata Qadar lebih banyak disebut dan digunakan dalam Al-Qur'an dan Sunnah yang menunjukkan keharusan beriman terhadapnya rukun Iman ini. Wallahu'alam   

Keempat : Kedudukan dalam agama beriman terhadap Qadar

Keimanan terhadap Qadar adalah salah satu diantara rukun iman yang enam, dimana telah disebutkan dalam sabda Rasulullah sallallahu’alahi wasallam ketika Jibril bertanya kepada beliau tentang iman :

أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر ، وتؤمن بالقدر خيره وشره "

“ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman terhadap Qadha’ dan Qadar yang baik maupun yang buruk. HR.Muslim.

Dalam Al-Qur’an juga disebutkan tentang Qadar seperti dalam firman-Nya :

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran “. Al-Qamar : 49. dan firman lainnya :

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا

“Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku “. Al-Ahzab : 38.  

Kelima : Tingkatan Keimanan terhadap Qadar

Ketahuilah wahai saudaraku semoga Allah memberikan taufiq kepada anda. Bahwa keimanan dengan Qadar tidak akan sempurna sampai mempercayai empat tinggkatan berikut ini :

1. Tingkatan ilmu,

Iaitu keimanan bahwa ilmu Allah itu mencakupi segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi sedikitpun apa-apa yang ada di langit maupun di bumi. Dan Allah telah mengetahui semua makhluk-Nya sebelum diciptakan. Mengetahui apa yang mereka lakukan dengan Ilmu-Nya yang lampau.

Dalil tentang hal ini banyak sekali, diantaranya, firman Allah

وَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang “. Al-Hasyr : 22.

Firman lain :

وأن الله قد أحاط بكل شيء علما

 “ Bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu “. At-Thalaq : 12

2. Tingkatan Menulis / Menentukan ( Kitabah )

iaitu meyakini bahwa Allah telah menulis ketentuan seluruh makhluk di dalam Lauhul Makhfudz. Dalil akan hal itu adalah, firman Allah :

 أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ 

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat  mudah bagi Allah “, Al-Hajj : 70.

Sabda Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam :

كتب الله مقادير الخلائق قبل أن تخلق السموات والأرض بخمسين ألف سنة

“ Allah telah menulis ketentuan semua makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi lima puluh ribu tahun “. HR. Muslim no : 2653

3. Tingkatan Irodah ( Keinginan ) dan Masyi’ah ( Menghendaki ),

Iaitu keyakinan bahwa semua yang terjadi di alam ini adalah atas kehendak Allah ta’ala. Tidak ada yang keluar dari Keinginan-Nya sedikitpun juga. Apa yang dikehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi.

وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّه ُ

Dalilnya firman Allah : “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah “. Al-Kahfi : 23 -24.

dan Ayat lainnya :

وَمَا تَشَاءُونَ إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam “. At-Yakwir : 29.

4. Tinggakatan menciptakan ( Al-Kholqu ),

yaitu keyakian bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu termasuk diantaranya pekerjaan hamba-hamba-Nya. Tidak ada yang terjadi di alam ini kecuali Allah adalah Penciptanya.

Dalilnya Firman Allah :

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ

“  Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. “. Az-Zumar : 62.

dan ayat lain :

 وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُون

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu “. As-Sofaat : 96

Dan sabda Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam :

إن الله يصنع كل صانع وصنعته 

" Sesungguhnya Allah menciptakan semua pembuat dan pekerjaannnya "

Diriwayatkan oleh Bukhori dalam bab Menciptakan prilaku hamba-hamba ( 25 ) dan Ibnu Abi 'Asyim dalam Sunnah ( 358 , 257 ) dan diSahihkan oleh Syekh Al-Bany di kitab Shohehnya ( 1637 )

Syekh Ibnu Sa'di rahimahullah berkata : " Sesungguhnya Allah sebagaiamana telah menciptakan manusia, Dia juga menciptakan apa yang akan mereka lakukan, dari kemampuan dan keinginannya. Kemudian mereka ( manusia ) akan melakukan berbagai macam pekerjaan. Dari ketaatan dan kemaksiatan dengan kukuatan dan keinginannya masing-masing yang mana dua sifat tersebut ( kekuatan dan keinginan ) adalah ciptaan Allah. ( Ad-Duratul Al-Bahiyyah Syarh AL-Qasidah At-Taiyah hal : 18 )